AGRILAND
JURNAL ILMU PERTANIAN
VOLUME 2 JULI-DES 2012 NOMOR : 1 ISSN NO. 2089-5844
RESPON PERTUMBUHAN VEGETATIF BEBERAPA BENIH KLON KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN BLOTONG DI RUMAH KASSA
Arif Anwar1), Mahyuddin2) dan Ryan Prayogo3)
1,2) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara
3) Alumni Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara
Jl. Karya Bhakti No. 34 Medan Johor Telp.(061) 69692531
ABSTRAK
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai Agustus 2012 di Rumah kassa Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP) Kecamatan Helvetia Kelurahan Cinta Damai, Provinsi Sumatera Utara.
Tujuan penelitian untuk mengetahui respon pemberian blotong terhadap per-tumbuhan vegetatif beberapa benih klon kakao (Theobroma cacao L). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelom-pok (RAK) Faktorial, dengan 2 faktor yang diteliti, yaitu : Faktor klon kakao (K) terdiri dari 3 jenis, yaitu : K1 = TSH 858, K2 = RCC 70 dan K3 = RCC 71. Faktor kedua pemberian limbah blotong (B) yang terdiri dari 4 taraf, yaitu : B0 = 0 g/polibek (kontrol), B1= 1 g/polibek, B2 = 2 g/ polibek, B3 = 3 g/ polibek.
Hasil penelitian menujukkan bahwa respon beberapa klon kakao berbeda nyata terhadap berat basah tajuk,berat basah akar, berat kering akar dan berat kering tajuk tetapi berbeda tidak nyata terhadap tinggi bibit, diameter batang, jumlah daun, total luas daun kakao. Sedangkan pengaruh blotong berbeda nyata terhadap total luas daun, berat basah tajuk, berat kering tajuk dan berat kering akar,berat basah akar tetapi ber-beda tidak nyata terhadap tinggi bibit, diameter batang, jumlah daun kakao.
Interaksi klon dan blotong berbeda nyata terhadap berat basah tajuk,berat basah akar, berat kering akar dan berat kering tajuk. Berat basah tajuk dengan nilai tertinggi yaitu terdapat pada K1B3 = 21,53 g dan nilai terendah pada K2B0 = 13,26 g. Berat basah akar tertinggi ter-dapat pada K1B3 =16,69 g dan nilai terendah pada K3B0= 8,51 g. Berat kering akar tertinggi terdapat pada K1B3 = 4,16 g dan nilai terendah K2B0 = 2,41 g, pada berat kering tajuk tertinggi ditunjukkan pada K1B3 = 5,81 g dan terendah pada K2B0 = 3,58 g.
Kata kunci : Blotong, Klon Kakao
MODIFIKASI SISTEM TANAM PADI MENUJU SWASEMBADA BERAS
Indra Gunawan
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara
Jl. Karya Bhakti No. 34 Medan Johor Telp.(061) 69692531
ABSTRAK
Bagi Indonesia, beras menyangkut kepentingan masyarakat luas yang dalam usaha pemenuhan kebutuhan harus di-tangani dengan sungguh-sungguh oleh pemerintah. Beras merupakan bahan pa-ngan pokok bagi 95 persen dari penduduk Indonesia. Sejak awal kemerdekaan Indonesia telah berusaha keras untuk meningkatkan produksi padi. Namun demikian, selama lebih dari tiga dekade Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan beras dalam negeri, sehingga masih tergantung pada impor. Kondisi ini diperburuk oleh adanya konversi lahan subur di Jawa, sehingga pertumbuhan produksi padi melandai. Ke depan, harus ada terobosan dalam meningkatkan produksi padi, meskipun konversi lahan terus berlangsung.
Penerapan sistem tanam konven-sional masih belum menjawab kebutuhan padi secara nasional. Sementara itu Penerapan sistem tanam SRI (the System of Rice Intensification) di beberapa propinsi telah mampu memberikan harap-an baru menuju swasembada beras.
Kata Kunci : Padi, The System of Rice Intensification, Konvensional
RESPON PERTUMBUHAN VEGETATIF MATA OKULASI BIBIT KAKAO AKIBAT PENGUPIRAN DAUN DAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK
Yunida Berliana
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Tjut Nyak Dhien
Jl. Gatot Subroto/Jl. Rasmi No. 28 Medan
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan di lahan kebun percobaan kampus Universitas Tjut Nyak Dhien, Jln. Gatot Subroto/Jln. Rasmi No. 28, Kelurahan Dwikora, Kecamatan Medan Helvetia, ± 24 meter dari per-mukaan laut.
Tujuan penelitian ini untuk men-dapatkan cara pengupiran daun, dosis pupuk serta kombinasi dari kedua per-lakuan terhadap pertumbuhan bibit kakao.
Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor yang diteliti, yaitu faktor Pemberian Pupuk Plant Catalist (P) terdiri atas 4 taraf : P0 = tanpa pupuk, P1 = pemberian pupuk dengan dosis 5 cc/liter air/polybag, P2 = pemberian pupuk dengan dosis 10 cc/liter air/polybag, P3 = pemberian pupuk dengan dosis 15 cc/liter air/polybag dan faktor Pengupiran Daun (S) terdiri dari 4 taraf : S0 = tanpa pengupiran daun, S1 = pengupiran daun 1/2, S2 = pengupiran daun 1/3, S3 = pengupiran daun 1/4.
Dari hasil pengamatan di lapangan yang telah di olah secara statistik bahwa pengupiran daun tidak memberikan pe-ngaruh yang nyata terhadap semua parameter yang diamati. Perlakuan pe-ngupiran daun dengan pengupiran 1/2 helai daun (S1) menunjukkan pertumbuh-an yang terbaik yaitu 72.15 cm, sedang-kan hasil terendah ditunjukkan pada perlakuan pengupiran daun 1/3 (S2) yaitu 63.77 cm.
Perlakuan pemberian pupuk organik Plant Catalyst tidak memberikan pe-ngaruh yang nyata terhadap semua parameter yang diamati. Perlakuan pupuk dengan konsentrasi 15 cc/liter air (P3) menunjukkan pertumbuhan yang terbaik yaitu 72.15 cm, sedangkan hasil terendah ditunjukkan pada perlakuan konsentrasi 10 cc/liter air (P1) yaitu 62.53 cm.
Sedangkan interaksi perlakuan pe-ngupiran daun dan pemberian pupuk organik Plant Catalyst memberikan hasil yang nyata pada semua parameter yang diamati. Kombinasi perlakuan tanpa pem-berian pupuk dan pengupiran daun 1/4 (P0S3) menunjukkan pertumbuhan yang terbaik yaitu 84.21 cm, sedangkan hasil terendah ditunjukkan pada kombinasi perlakuan tanpa pemberian pupuk dan pe-ngupiran daun 1/3 (P0S2) yaitu 54.00 cm.
Kata Kunci : Pengupiran Daun, Pupuk Organik Plant Catalyst, Bibit Kakao
PEMANFAATAN PASIR PANTAI SEBAGAI CAMPURAN MEDIA TANAM DAN BOKASHI CAMPURAN PUPUK KANDANG DENGAN LIMBAH KOTA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)
Bukhari
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Jabal Ghafur
Jl. Glegapui, Sigli 24163 Nanggroe Aceh Darussalam
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk me-ngetahui komposisi media tanam dan dosis bokashi pupuk kandang yang tepat sehingga menghasilkan bibit tanaman kakao yang baik serta nyata atau tidaknya interaksi antara kedua faktor tersebut.
Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Jabal Ghafur Glegapui Kabupaten Pidie, yang berlangsung dari bulan Maret sampai dengan bulan April 2011.
Penelitian ini menggunakan Ran-cangan Acak Kelompok pola factorial 3 x 4 dengan 3 ulangan. Faktor yang diteliti adalah komposisi media tanam yaitu tanah berbandingan pasir 1 : 1, 2 : 1 dan 3 : 1. Faktor dosis bokashi yaitu tanpa bokashi, 1,5 ons (150 gr), 3 ons (300 gr) dan 4,5 ons (450 gr). Adapun Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, lebar daun dan diameter daun.
Komposisi media tanam ber-pengaruh sangat nyata terhadap semua peubah yang diamati, komposisi media tanam terbaik dijumpai pada perlakuan tanah banding pasir 2:1 (M2).
Dosis campuran bokashi ber-pengaruh sangat nyata terhadap hampir semua peubah nyang diamati kecuali panjang dan jumlah daun, dosis bokashi terbaik dijumpai pada perlakuan 450 g (B3). Hasil penelitian juga terlihat bahwa takaran campuran bokashi sampai 450 g/polybag belum memperlihat tendensi pertumbuhan yang menurun
Terdapat interaksi yang sangat nyata antara komposisi media tanam dan dosis bokashi terhadap hampir semua peubah yang diamati kecuali tinggi bibit. Hal ini mengindikasikan bahwa dosis campuran bokasi yang diberikan sangat mempe-ngaruhi kesuburan fisik, kimia dan biologi media tanam yang digunakan.
Kata Kunci : Media Tanam, Bokashi, Kakao
KOMBINASI MEDIA TANAM DAN DOSIS PUPUK DAUN GROW MORE PADA PERTUMBUHAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas Linn.) DI PEMBIBITAN UTAMA
Rahmi Dwi Handayani Rambe
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara, Medan
Jl. Karya Bhakti No. 34 Medan Johor Telp.(061) 69692531
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan di Karang Sari, Kecamatan Medan Polonia Sumatera Utara dengan ketinggian tempat ± 25 mdpl dan topografi datar. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2009 dan berakhir pada bulan Desember 2009.
Penelitian ini menggunakan Ranca-ngan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari dua faktor yaitu faktor media tanam (M) terdiri atas tiga taraf perlakuan yaitu M1 (tanah top soil + pasir), M2 (tanah top soil + pupuk kandang), dan M3 (tanah top soil + pasir + pupuk kandang), dan faktor pupuk daun Grow More (G) terdiri dari empat taraf yaitu G0 (kontrol), G1 (2 g/l air), G2 (3 g/l air) dan G3 (4 g/l air).
Kombinasi media tanam berpenga-ruh nyata tinggi bibit, diameter batang, jumlah daun, berat basah daun, berat kering batang dan berat kering daun. Pemberian pupuk daun Grow More berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit.
Kata kunci : Bibit Jarak Pagar, Media Tanam, Pupuk Grow More
RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS TANAMAN PADI TERHADAP PEMUPUKAN PADA TANAH SALIN LAHAN PASANG SURUT
Tengku Boumedine Hamid Zulkifli
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Tjut Nyak Dhien
Jl. Gatot Subroto/Jl. Rasmi No. 28 Medan
ABSTRAK
Respon pertumbuhan dan produksi beberapa beberapa varietas tanaman padi terhadap pemupukan pada tanah salin lahan pasang surut. Tujuan penelitian untuk mengetahui pertumbuhan dan pro-duksi serta kemampuan toleransi ketiga varietas padi terhadap salinitas dan untuk mengetahui kebutuhan pupuk yang tepat bagi pertumbuhan dan produksi tiga varietas padi pada tanah salin. Penelitian ini dilaksanakan di lahan sawah salin Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan dua taraf yakni, Faktor Pertama adalah Pupuk terdiri dari 3 taraf, yaitu: P0 = Tanpa pemupukan, P1 = Rekomendasi pemupuk-an pemerintah, P2 = Rekomendasi pe-mupukan berdasarkan spesifik lokasi Faktor kedua sebagai anak-anak petak adalah Varietas (V) terdiri dari 3 taraf yaitu : V1 =Ciherang, V2 = Lambur, V3 = Dendang. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan dan produksi varietas Dendang lebih baik dibandingkan dengan Ciherang dan Lambur pada tanah salin yang meliputi jumlah anakan produktif, bobot segar jerami, bobot kering jerami, jumlah gabah per malai dan bobot gabah per plot lebih tinggi, jumlah gabah hampa dan penurunan bobot 1.000 butir terendah. Pemupukan rekomendasi petani memberi-kan tinggi tanaman, bobot segar jerami, bobot kering jerami, jumlah anakan pro-duktif, jumlah gabah per malai dan bobot gabah per plot lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa pemupukan dan pemupukan spesifik lokasi. Perlakuan pupuk dan varietas yang memberikan produksi gabah per plot tertinggi adalah pemupukan rekomendasi petani (P1) pada varietas Dendang (V3).
Kata Kunci : Ciherang, Lambur, Dendang, Pemupukan, Salinitas.
PENGARUH DOSIS DAN WAKTU PEMBERIAN PUPUK NPK 16-16-16 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG MANIS
(Zea mays saccharata Sturt)
Markhaini
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara
Jl. Karya Bhakti No. 34 Medan Johor Telp.(061) 69692531
ABSTRAK
Penelitian telah dilaksanakan bulan Agustus 2011 sampai bulan Oktober 2011 di Desa Tumpatan Nibung, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, dengan ke-tinggian tempat ± 25 meter diatas per-mukaan laut dengan topografi datar. Bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis dan waktu pemberian pupuk NPK 16-16-16 terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis.
Rancangan yang digunakan adalah Rancanagan Acak Kelompok Faktorial (RAK) yang terdiri dari dua faktor yaitu Faktor pemberian NPK 16-16-16 (P) terdiri dari 4 taraf yaitu : P0 = Kontrol, P1 = 50 g/plot, P2 = 100 g/plot, P3 = 150 g/plot dan Faktor waktu pemberian pupuk (W) terdiri dari 3 taraf yaitu : W1 = 2 minggu sebelum tanam, W2 = saat tanam dan W3 = 2 minggu setelah tanam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dosis pupuk NPK 16-16-16 berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, berat tongkol per tanaman dan berat tongkol per plot, tetapi tidak berpengaruh terhadap diameter batang dan jumah tongkol per plot jagung manis. Waktu pemberian pupuk berpengaruh terhadap tinggi tanaman, diameter batang, tetapi tidak berpengaruh terhadap jumlah daun, jumah tongkol per plot berat tongkol per tanaman dan berat tongkol per plot jagung manis. Kombinasi dosis pupuk NPK 16-16-16 dan waktu pemberian pupuk berpengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis.
Kata Kunci : Jagung Manis, Pupuk NPK Mutiara, Waktu Pemberian Pupuk
EFEKTIFITAS PEMBERIAN ZPT RATU BIOGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS
TANAMAN JAGUNG (Zea mays L)
Zamriyetti1) dan Roni Akbar2)
1) Dosen Kopertis Wilayah I dpk FP Universitas Panca Budi, Medan
2) Alumnus FP Universitas Panca Budi, Medan
Jl. Jend. Gatot Subroto Km. 4,5 Sei Sikambing, Medan
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk me-ngetahui efektifitas pemberian ZPT Ratu Biogen terhadap pertumbuhan dan pro-duksi beberapa varietas jagung (zea mays L) Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari 2 faktor perlakuan dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa per-lakuan varietas berpengaruh nyata ter-hadap tinggi tanaman, tidak berpengaruh nyata terhadap diameter batang dan luas daun, dan berpengaruh sangat nyata terhadap berat kering 1000 pipilan per plot dan berat kering pipilan per plot. Perlakuan pem-berian ZPT ratu biogen dan interaksi antara varietas dan pemberian ZPT ratu biogen berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter yang diukur.
Kata Kunci : ZPT Ratu Biogen, Varietas Jagung
PERANAN KOMBINASI PUPUK ORGANIK DENGAN PEMBENAH TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PENINGKATAN PRODUKSI TANAMAN SEMANGKA (Citrullus vulgaris Schard)
Arif Anwar1), Meizal2) dan Delfi Diansyah Putra2)
1,2) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara
3) Alumni Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara
Jl. Karya Bhakti No. 34 Medan Johor Telp.(061) 69692531
ABSTRAK
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2012 di Desa Tumpatan Nibung, Kecamatan Batangkuis, Kabupaten Deli Serdang, dengan ketinggian tempat ± 25 meter di atas permukaan laut dengan topografi datar.
Penelitian bertujuan untuk menge-tahui respon pertumbuhan dan produksi tanaman semangka dengan perlakuan pupuk organik F@jarganik (pupuk organik) dan G-TSPlus (pembenah tanah) pada taraf yang berbeda-beda. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Ke-lompok Faktorial (RAK-F) dengan 2 faktor yang diteliti, yaitu: Faktor Pupuk Organik F@jarganik (B) terbagi 4 taraf yaitu B0 = Tanpa Pemberian (kontrol), B1 = 400 g/plot, B2 = 800 g/plot, B3 = 1200 g/plot dan Faktor Pembenah Tanah G-TSplus (N) terbagi 3 taraf yaitu N0 = Tanpa Pemberian (kontrol), N1 = 40 g/plot, N2 = 80 g/plot sedangkan parameter yang diamati adalah panjang tanaman (cm), berat buah per tanaman sampel (kg), berat buah tanaman per plot (kg), diameter buah (cm), dan panjang buah (cm).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi pemberian Pupuk Organik F@jarganik berpengaruh nyata terhadap parameter berat buah per plot, diameter buah, dan panjang buah, namun tidak ber-beda nyata terhadap parameter panjang tanaman dan berat buah per tanaman, sedangkan untuk pemberian Pembenah Tanah G-TSplus berpengaruh nyata terhadap parameter panjang buah, namun berpengaruh tidak nyata pada parameter panjang buah, berat buah per tanaman, berat buah per tanaman, dan diameter buah. Untuk interaksi antara Pupuk Organik F@jarganik dan Pembenah Tanah G-TSplus berpengaruh tidak nyata ter-hadap parameter panjang tanaman, berat buah per tanaman, berat buah per plot, diameter buah, dan panjang buah yang diamati.
Kata Kunci : Pupuk Organik, Pembenah Tanah dan Semangka
PENGARUH UMUR BIBIT DAN LAMA MASA GENANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL
PADI SAWAH (Oryza sativa L.)
Jamilah
Staf Pengajar, Fakultas Pertanian, Universitas Jabal Ghafur Sigli
Jl. Glegapui, Sigli 24163 Nanggroe Aceh Darussalam
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk me-ngetahui pengaruh umur bibit dan lama masa genangan serta interaksi ke duanya terhadap pertumbuhan dan hasil padi sawah (Oryza sativa L.).
Penelitian ini dilaksanakan di lahan sawah Gampong Meunasah Lhok Ke-camatan Meureudu Kabupaten Pidie Jaya. Penelitian dimulai dari bulan Mei sampai September 2012.
Bahan yang digunakan adalah benih padi, pupuk, serta pestisida, sedangkan alat-alat yang digunakan adalah cangkul, parang, garu, meteran, tali rafia, sabit, tim-bangan, alat tulis menulis dan alat per-alatan lainnya.
Penelitian ini mengunakan Rancang-an Acak Kelompok (RAK) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor, yaitu faktor umur bibit dan lama masa genangan. Umur bibit terdiri atas 3 taraf yaitu : 10 Hari Setelah Semai (U1), 15 Hari Setelah Semai (U2) dan 20 Hari Setelah Semai (U3). Faktor lama masa genangan terdiri atas 3 taraf yaitu : Genangan periode 15 hari, keadaan dibiarkan macak-macak sampai kering dan kemudian diairi kembali (G1), Genangan periode 30 hari, keadaan dibiarkan macak-macak sampai kering dan kemudian diairi kembali (G2), Genangan periode macak-macak sampai kering (G3).
Dengan demikian terdapat 9 kom-binasi perlakuan dan 3 ulangan, sehingga menjadi 27 satuan unit percobaan. Parameter yang diamati adalah Tinggi tanaman, diamati pada umur 20, 30, 40, 50 dan 60 hari setelah tanam, Jumlah anakan, diamati pada umur 20, 30, 40 dan 60 HST (Hari Setelah Tanam), Hasil gabah per plot (kg), Berat 1000 butir gabah per plot (gram), Hasil dalam 5 rumpun per plot (gram), dan berat gabah hampa per 1000 butir.
Umur bibit berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah anakan umur 20, 30, 40, dan 60 hari setelah tanam (HST), serta berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 30 dan 60 HST akan tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 20, 40 dan 50 HST. Lama masa genangan berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman umur 20, 30, 40, 50 dan 60 HST, jumlah anakan umur 20, 30, 40 dan 60 HST. Interaksi antara per-lakuan umur bibit dan lama masa ge-nangan dari hasil sidik ragam berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman umur 20, 30, 40, 50 dan 60 HST, jumlah anakan umur 60 HST serta berpengaruh nyata terhadap jumlah anakkan umur 20, 30 dan 40 HST.
Umur bibit berpengaruh sangat nyata terhadap berat gabah hampa dalam 1000 butir dan tidak berpengaruh nyata ter-hadap berat gabah perplot. Lama masa genangan berpengaruh sangat nyata ter-hadap berat gabah per plot. Interaksi antara perlakuan umur bibit dan lama masa genangan berpengaruh sangat nyata terhadap berat gabah per 1000 butir akan tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap berat gabah perplot dan berat gabah hampa dalam 1000 butir.
Umur bibit 10 hari setelah semai (HSS) pada genangan periode 15 hari (U1G1) menghasilkan tinggi tanaman, jumlah anakan, berat gabah perplot, berat 1000 butir dan berat gabah hampa yang lebih baik bila dibandingkan dengan kom-binasi perlakuan lainnya.
Hasil gabah tertinggi diperoleh pada bibit umur 10 HSS pada genangan periode 15 hari (U1G1) yaitu 31,89 gram per 1000 butir.
Kata Kunci : Umur Bibit, Lama Masa Genangan, Padi Sawah
Komentar Anda