Untuk mengembangkan sebuah paragraf sangat tergantung pada sifat paragraf itu sendiri. Keraf (1997: 84-100) menyebutkan ada sepuluh cara pengembangan paragraf yaitu dapat berupa 1) klimaks dan antiklimaks, 2) sudut pandang, 3) perbandingan dan pertentangan, 4) analogi, 5) contoh, 6) proses, 7) sebab akibat, 8) umum-khusus, 9) klasifikasi, dan 10) definisi luas.
1) Klimaks dan antiklimaks; merupakan suatu gagasan utama mula-mula diperinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya. Kemudian berangsung-angsur dengan gagasan lain hingga ke gagasan yang paling tinggi kedudukan dan kepentingannya.
2) Sudut pandang; adalah tempat darimana seorang pengarang melihat sesuatu. Dalam hal ini pengarang menggunakan pola yang sudah ada pada suatu objeks yang dibicarakan dengan menggunakan dua macam urutan, yaitu urutan ruang dan urutan waktu.
3) Perbandingan dan pertentangan; menurut Keraf (1997: 88) perbandingan dan pertentangan adalah suatu cara dimana pengarang menunjukkan kesamaan atau perbedaan antara dua orang, objek, atau gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu.
4) Analogi; biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang tidak atau kurang dikenal, dengan sesuatu yang dikenal baik oleh umum. Untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal umum.
5) Contoh-contoh; sebuah gagasan yang terlalu umum sifatnya atau generalisasi-generalisasi, memerlukan ilustrasi yang konkrit agar dapat dipahami pembaca. Untuk ilustrasi terhadap gagasan yang terlalu umum itu maka sering digunakan contoh-contoh yang konkrit. Tetapi harus diingat bahwa sebuah contoh sama sekali tidak berfungsi untuk membuktikan pendapat seseorang. Haya sekadar untuk menjelaskan maksud penulis. Dalam hal ini pengalaman-pengalaman pribadi merupakan bahan yang paling efektif untuk setiap pengarang. Untuk mmberikan penjelasan pada gagasan utama yang dinyatakan pada kalimat utama, penulis dapat menambahkan kalimat-kalimat untuk memberikan gambaran yang konkrit tentang gagasan utama dalam paragraf. Paragraf di bawah ini akan menunjukkan kepada kita pengembangan dengan contoh.
6) Proses; merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan, atau perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu atau urutan dari suatu kejadian atau peristiwa.
7) Sebab-akibat; perkembangan sebuah paragraf dapat pula dinyatakan dengan hubungan sebab akibat. Dalam hal ini sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya. Tetapi bias terjadi sebaliknya, akibat dijadikan sebagai gagasan utama, sedangkan untuk memahami sepenuhnya, akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab sebagai perinciannya.
8) Umum-khusus; pengembangan paragraf dengan cara umum-khusus dan khusus-umum, merupakan cara yang paling umum dipakai dalam suatu paragraf. Dalam hal pertama gagasan utama ditempatkan di awal paragraph, serta pengkhususan atau perincian-perinciannnya terdapat dalam kalimat-kalimat berikutnya. Sebaliknya dalam hal yang kedua mula-mula dikemukakan perincian-perinciannya kemudian pada akhir paragraf generalisasinya. Jadi yang satu deduktif, sedang lainnya bersifat induktif.
9) Klasifikasi; yang dimaksud klasifikasi adalah sebuah proses untuk mengelompokkan barang yang dianggap mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu. Sebab klasifikasi bekerja kedua arah yang berlawanan, yaitu mempersatukan satuan-satuan ke dalam suatu kelompok, dan memisahkan kesatuan tadi dari kelompok yang lain. Dengan demikian klasifikasi mempunyai persamaan-persamaan tertentu baik dengan pertentangan dan perbandingan maupun dengan umum-khusus dan khusus-umum.
10) Definisi luas; adalah usaha pengarang untuk memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah istilah atau hal. Definisi luas diperlukan untuk memberikan batasan sesuatu.
Menurut Crystal (dalam Ruru dan Ruru, 1985: 2) analisis kesalahan berbahasa adalah suatu teknik untuk mengidentifikasi, mengklasifikasi, dan menginterpretasikan secara sistematis kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh pembelajar bahasa asing atau bahasa kedua dengan menggunakan teori-teori atau prosedur linguistik.
Komentar Anda