AGRILAND
JURNAL ILMU PERTANIAN
VOLUME 1 JULI-DES 2011 NOMOR : 1 ISSN NO. 2089-5844
PENGARUH PEMBERIAN AIR KELAPA DAN KINETIN TERHADAP MULTIPLIKASI PLANLET STRAWBERRY (F. ananasa) SECARA KULTUR IN VITRO PADA MEDIA MS
Arif Anwar, Mhd. Rizwan dan Mery Afnel Yanti
Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara
Jl. Karya Bakti No. 34 Medan Johor Telp.(061) 69692531
ABSTRAK
Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian air kelapa dan kinetin terhadap planlet Strawberry (F.ananasa) Secara In Vitro dan mengetahui interaksi pemberian air kelapa dan kinetin terhadap planlet Strawberry (F.ananasa) Secara In Vitro.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan 2 perlakuan yaitu Air Kelapa dengan symbol (A) dan Pemberian Kinetin dengan symbol (K) dengan tiga ulangan. Faktor Air Kelapa (A) terdiri dari 4 taraf yaitu : A0 = 0 ml/liter, A1 = 100 ml/liter, A2 = 150 ml/liter dan A3 = 200 ml/liter, sedangkan Pemberian Kinetin terdiri dari 4 taraf yaitu : K0 = 0 mg/liter, K1 = 1,00 mg/liter, K2 = 1,50 mg/liter dan K3 = 2,00 mg/liter.
Parameter yang diamati adalah Jumlah Tunas (tunas), Jumlah Daun (daun), Tinggi Planlet (cm) dan Jumlah Akar (akar).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan Air Kelapa berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi planlet (cm) dan berpengaruh nyata terhadap jumlah daun (helai) tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah akar (akar).
Hasil analisa menunjukkan bahwa interaksi air kelapa dan pemberian kinetin terhadap pertumbuhan strawberry berpengaruh nyata terhadap tinggi planlet (cm), tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah tunas (tunas), jumlah daun (helai) dan jumlah akar (akar).
Kata Kunci : Air Kelapa, Kinetin, Multiplikasi
PENGARUH JARAK TANAM DAN JUMLAH BIJI PER LUBANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BABY CORN
Dedi Kusbiantoro
Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara
Jl. Karya Bakti No. 34 Medan Johor Telp.(061) 69692531
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jarak tanam dan jumlah biji perlubang terhadap pertumbuhan dan produksi Baby Corn. Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara Medan, Kecamatan Medan Johor, Kotamadya Medan, ketinggian 25 mdpl dengan topografi datar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni 2009.
Penelitian ini menggunakan pola Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 3 ulangan dan 2 faktor yang diteliti. Faktor 1 adalah faktor Jarak Tanam (J) dengan 4 taraf perlakuan, yaitu : J1 = 75 cm x 25 cm, J2 = 75 cm x 35 cm, J3 = 75 cm x 45 cm dan J4 = 75 cm x 55 cm. Faktor 2 adalah faktor jumlah Biji Per Lubang (B) dengan 3 taraf perlakuan, yaitu : B1 = 1 biji/lubang, B2 = 2 biji/lubang, dan B3 = 3 biji/lubang. Data dianalisis sesuai dengan metode penelitian yang digunakan, apabila ada beda nyata dilanjutkan dengan uji beda berjarak Duncan (DMRT) pada taraf beda nyata 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak tanam berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan berat janten/plot sedang jumlah biji per lubang berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, jumlah janten/tanaman.
Kata kunci : Jagung, jarak tanam, jumlah biji per lubang
PENGUJIAN BERBAGAI MEDIA TANAM DAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF BIBIT DURIAN VARIETAS MONTHONG
Murni Sari Rahayu
Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara
Jl. Karya Bakti No. 34 Medan Johor Telp.(061) 69692531
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai media tanam dan pupuk organik terhadap pertumbuhan vegetatif bibit durian varietas monthong. Penelitian ini dilaksanakan di lahan pertanian rakyat, Desa Sambirejo Pasar 7 Tembung, Kecamatan Medan Tembung, dengan ketinggian tempat ± 20 m dpl dan topografi datar. Waktu penelitian dimulai pada bulan Januari 2008.
Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan dua faktor yang diteliti, yaitu : Faktor pertama berupa faktor Media Tanam (M) terdiri dari 3 taraf perlakuan : M0 = Tanah top soil, M1 = Tanah top soil : pasir = 1 : 1, M2 = Tanah top soil : pasir : kompos = 2 : 1 : 1; Faktor kedua berupa Pupuk Organik (P) terdiri dari 3 taraf perlakuan : P1 = Pupuk kandang lembu (15 g/polibek), P2 = Pupuk kandang ayam (15 g/polibek), P3 = Blotong tebu (15 g/polibek).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berbagai media tanam hanya berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi bibit, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, diameter batang dan jumlah cabang bibit durian. Media tanam terbaik pada M2 (tanah top soil : pasir : kompos = 2 : 1 : 1). Pemberian pupuk organik berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit dan jumlah daun, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap diameter batang dan jumlah cabang bibit durian. Pemberian pupuk organik terbaik pada P2 (pupuk kandang ayam). Interaksi antara berbagai media tanam dan pupuk organik menunjukkan tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan bibit durian.
Kata Kunci : Bibit durian, media tanam, pupuk organik
RESPON PERTUMBUHAN BIBIT JARAK PAGAR (Jatropha curcas Linn.) TERHADAP BERBAGAI MEDIA TANAM DAN DOSIS PUPUK GROW MORE
Rahmi Dwi Handayani Rambe
Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara
Jl. Karya Bakti No. 34 Medan Johor Telp.(061) 69692531
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2009 dan berakhir pada bulan Januari 2010 di Karang Sari, Kecamatan Medan Polonia Sumatera Utara dengan ketinggian tempat ± 25 dpl dan topografi datar.
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari dua faktor yaitu faktor Media Tanam (M), terdiri atas 3 taraf perlakuan, yaitu : M1 (tanah top soil + pasir), M2 (tanah top soil + pupuk kandang), dan M3 (tanah top soil + pasir + pupuk kandang), dan faktor pupuk daun Grow More (G) terdiri dari empat taraf yaitu G0 (kontrol), G1( 2 g/l air), G2( 3 g/l air) dan G3( 4 g/l air).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis pupuk kandang sapi berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit, diameter batang, jumlah daun, berat basah daun, dan berat kering batang, dan berat kering daun, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap berat basah akar, berat basah batang dan berat kering akar. Pemberian pupuk daun Grow More berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap diameter batang, jumlah daun, berat basah bibit dan berat kering akar, berat kering batang dan berat kering daun. Interaksi kedua faktor perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan bibit jarak pagar.
Kata kunci : bibit jarak pagar, media tanam, pupuk grow more
UJI BERBAGAI FASE CEKAMAN AIR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG
Syamsafitri
Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara
Jl. Karya Bakti No. 34 Medan Johor Telp.(061) 69692531
ABSTRAK
Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2007 dan berakhir pada bulan Juni 2007 di rumah kaca Balai Pengujian dan Sertifikasi Benih Sumatera Utara dengan ketinggian 25 m dpl. Bahan yang digunakan adalah benih jagung P 23, tanah top soil, Air, Pupuk NPK, dan Polybag.
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan sehingga ada 12 unit percobaan. Perlakuan : A1 = Penyiraman 220 ml/polibeg setiap hari, A2 = Penyiraman 220 ml/polibeg setiap 3 hari sekali, A3 = Penyiraman 220 ml/polibeg setiap 6 hari sekali dan A4 = Penyiraman 220 ml/polibeg setiap 9 hari sekali.
Interval pemberian air setiap hari, setiap 3 hari, 6 hari dan 9 hari menyebabkan penghambatan pertumbuhan tinggi tanaman, diameter batang, luas daun dan volume akar serta memperlambat pembungaan tanaman jagung.
Kata kunci : Tanaman jagung, interval penyiraman dan volume air.
PENGARUH PEMANGKASAN DAN JENIS MULSA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TIMUN (Cucumis sativus. L)
Yayuk Purwaningrum
Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara
Jl. Karya Bakti No. 34 Medan Johor Telp.(061) 69692531
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemangkasan dan jenis mulsa serta interaksi keduanya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman timun. Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Oktober 2009 sampai Desember 2009.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 (dua) faktor yang diteliti yaitu factor Pemangkasan (P), terdiri dari 3 taraf perlakuan, yaitu : P0 (Pemangkasan pada ruas 6 – 12 dipelihara 1 (satu) daun), P1 (Pemangkasan pada ruas 6 – 12 dipelihara 2 (dua) daun), P2 (Pemangkasan pada ruas 6 – 12 dipelihara 3 (tiga) daun). Faktor pemberian Mulsa (M), terdiri dari 4 taraf perlakuan, yaitu : M0 (Tanpa Mulsa), M1 (Mulsa Jerami), M2 (Sabut Kelapa) dan M3 (Mulsa Plastik Perak).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemangkasan yang baik diperoleh pada perlakuan P2 (Pemangkasan pada ruas 6 – 12 dipelihara 3 daun) yaitu dengan panjang buah timun 21,72 cm dan diameter buah timun 6,13 mm.
Untuk pemberian jenis mulsa memberikan pengaruh yang nyata terhadap semua parameter yang diteliti, namun ada kecenderungan pemberian mulsa Plastik Perak yang paling bagus, yaitu produksi buah timun per plot 15,82 kg/plot.
Kombinasi antara pemberian mulsa dan pemangkasan tidak berbeda nyata terhadap semua parameter.
Kata kunci : jenis mulsa, pemangkasan, tanaman timun
RESPON PERTUMBUHAN VEGETATIF BIBIT KELAPA SAWIT DI PEMBIBITAN AWAL TERHADAP DOSIS KOMPOS DAN CEKAMAN AIR
Yenni Asbur
Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara
Jl. Karya Bakti No. 34 Medan Johor Telp.(061) 69692531
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis kompos dan cekaman air terhadap pertumbuhan vegetatif bibit kelapa sawit di pembibitan awal. Penelitian ini dilaksanakan di lahan pertanian rakyat Desa Tumpatan Nibung Kecamatan Batang Kuis Tanjung Morawa dengan ketinggian tempat 20 mdpl, dengan topografi datar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2009 sampai dengan September 2009.
Penelitian ini menggunakan pola Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 3 ulangan dan 2 faktor yang diteliti. Faktor 1 adalah faktor Dosis Kompos (D) dengan 3 taraf perlakuan, yaitu : D0 = 0 g/polibek, D1 = 25 g/polibek dan D2 = 50 g/polibek. Faktor 2 adalah faktor Cekaman Air (C) dengan 3 taraf perlakuan, yaitu : C1 = tanpa cekaman air (disiram setiap hari pagi dan sore), C2 = cekaman air 25% (disiram 2 hari sekali pagi dan sore) dan C3 = cekaman air 50% (disiram 4 hari sekali pagi dan sore). Data dianalisis sesuai dengan metode penelitian yang digunakan, apabila ada beda nyata dilanjutkan dengan uji beda berjarak Duncan (DMRT) pada taraf beda nyata 5%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dosis kompos 50 g/polibek serta tanpa cekaman air menunjukkan hasil terbaik bagi pertumbuhan bibit kelapa sawit di pembibitan awal.
Kata kunci : Kelapa sawit, kompos, cekaman air
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea Mays L) PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK DAN JARAK TANAM
Marta Adiwaty Sihaloho
Fakultas Pertanian Universitas Amir Hamzah Medan
Jl. Pancing Pasar V Barat Medan Estate, Medan (061) 6614160
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Universitas Amir Hamzah Medan. Sumatera Utara, dengan ketinggian tempat ± 25 m di atas permukaan laut dengan topografi datar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Dosis Pupuk K dan Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial, dengan dua faktor yang terdiri dari Faktor I : Faktor dosis pupuk KCl (k) terdiri dari empat taraf yaitu : K0 : 0 Kg Kcl/ha, K1 : 100 Kg Kcl/ha, K2 : 200 Kg Kcl/ha, K3 : 300 Kg Kcl/ha, Faktor II : Faktor Jarak Tanam terdiri dari 3 taraf : J1 : 50 cm x 50 cm, J2 : 50 cm x 60 cm, J3 : 50 cm x 70 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk Kalium menunjukkan pengaruh sangat nyata pada parameter diameter batang, berat 100 biji dan produksi pipilan kering perplot, tetapi tidak berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun dan indeks luas daun. Perlakuan jarak tanam menunjukkan pengaruh yang tidak nyata pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, indeks luas daun, berat 100 biji dan produksi pipilan kering plot. Interaksi pupuk kalium dan jarak tanam berpengaruh sangat nyata pada parameter diameter batang sedangkan pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, indeks luas daun, berat 100 biji dan berat pipilan kering per plot tidak berpengaruh nyata.
Kata Kunci : Jagung, Pupuk, Kalium, Produksi, Jarak Tanam.
PENGARUH PUPUK NPK MUTIARA (16 : 16 : 16) DAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)
Markhaini
Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara
Jl. Karya Bakti No. 34 Medan Johor Telp.(061) 69692531
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk NPK Mutiara (16 : 16 : 16) dan pupuk kandang ayam serta kombinasi kedua faktor terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis. Penelitian dilaksanakan sejak bulan Maret sampai bulan Mei 2010 pada lahan pertanian rakyat Desa Tumpatan Nibung Kecamatan Batang Kuis Tanjung Morawa dengan ketinggian tempat 20 m dpl. Menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial, dengan 2 (dua) faktor yang diteliti yaitu faktor pemberian NPK Mutiara (M) terdiri dari 4 taraf perlakuan : M0 (kontrol), M1 (50 g/tanaman), M2 (100 g/tanaman), M3 (150 g/tanaman). Pemberian pupuk kandang ayam terdiri dari 3 taraf yaitu : K0 (kontrol), K1 (2 kg/plot), K2 (4 kg/plot). Hasil penelitian menunjukkan pemberian pupuk NPK Mutiara berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, berat per tongkol, dan berat tongkol per plot, tetapi tidak berpengaruh terhadap diameter batang dan jumlah tongkol per plot. Pemberian pupuk kandang ayam hanya berpengaruh terhadap tinggi tanaman. Kombinasi pemberian pupuk NPK Mutiara dan pupuk kandang ayam tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis.
Kata Kunci : Jagung manis, dosis pupuk NPK Mutiara, dosis pupuk kandang ayam
RESPON HAMA Maruca testulalis (Geyer) TERHADAP PERLAKUAN KONSENTRASI EKSTRAK TANAMAN DI RUMAH KASSA
Aldywaridha
Dosen Kopertis Wil. I, dpk. Fakultas Pertanian UISU Medan
Jl. Karya Bakti No. 34 Medan Johor Telp.(061) 69692531
ABSTRAK
M. Testulalis (Lepidoptera : Pyralidae) merupakan hama penggerek polong atau Legum Pod Borrer pada tanaman kacang panjang. Hama ini merusak polong dan memakan biji yang terdapat didalam polong.
Pengendalian yang biasa dilakukan adalah dengan menggunakan insektisida sintetik, akan tetapi penggunaannya menimbulkan dampak negatif terhadap manusia dan lingkungan sekitarnya, juga memerlukan biaya yang cukup tinggi. Oleh karena itu diperlukan pengendalian yang ekonomis dan tidak membahayakan lingkungan dengan memanfaatkan bahan tanaman yang dapat bersifat insektisidal.
Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektifitas dari larutan ekstrak tanaman Azadirachta indica (Mimba), Annona squamosa (Srikaya), Melia azedarach (Mindi) dan Andropogon nardus (Serai) terhadap M. testulalis.
Penelitian ini dirancang dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non Faktorial yang terdiri dari enam perlakuan dan diulang sebanyak empat kali. Perlakuan terdiri dari kontrol, ekstrak daun A. indica 4%, ekstrak daun A. squamosa 4%, ekstrak daun M. azedarach 4%, ekstrak daun A. nardus 4% dan Lamda siharotin 0,1%. Parameter yang diamati adalah mortalitas serangga uji, persentase kerusakan bunga, persentase kerusakan polong dan persentase kerusakan biji.
Hasil penelitian menunjukkan mortalitas larva M. testulalis diantara beberapa larutan ekstrak tanaman menunjukkan perbedaan yang nyata. Perlakuan ekstrak daun mimba menyebabkan mortalitas larva M. testulalis lebih tinggi (48,75%) dibandingkan dengan perlakuan ekstrak daun tanaman yang lain dengan mortalitas 27,5-43,75%.
Persentase kerusakan bunga oleh larva M. testulalis diantara beberapa larutan ekstrak tanaman tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, dimana persentase kerusakan bunga diantara larutan ekstrak tanaman berkisar antara 19,53-22,13%. Perlakuan dengan ekstrak daun serai lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan ekstrak daun srikaya, mindi dan mimba.
Persentase kerusakan polong oleh larva M. testulalis pada beberapa larutan ekstrak tanaman berkisar antara 16,16-22,6%. Perlakuan dengan ekstrak daun serai menyebabkan persentase kerusakan polong yang lebih tinggi dan menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap perlakuan dengan ekstrak daun mimba dan mindi tetapi tidak berbeda nyata terhadap perlakuan dengan ekstrak daun serai.
Persentase kerusakan biji, tidak menunjukkan adanya perbedaan yang nyata diantara perlakuan larutan ekstrak tanaman. Persentase kerusakan biji hanya berkisar antara 2,89-3,70%. Perlakuan ekstrak daun serai menunjukkan persentase kerusakan biji yang lebih tinggi dibanding dengan perlakuan ekstrak daun mimba, srikaya dan mindi.
Kata Kunci : Maruca testulalis, Legum Pod Borrer, Insektisidal, Azadirachta indica, Annona squamosa, Melia azedarach dan Andropogon nardus.
Komentar Anda